Dikaji dari persepektif sejarah perkembangan dan pengembangannya, Islam di Nusantara dapat dinilai memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang ada dan berlangsung di wilayah-wilayah lain di dunia. Sebab ditinjau dari sistem masuk dan perkembangannya, terlihat bahwa Islam di Nusantara dikembangkan dengan jalan damai. Maka dalam sejarah Islam di Nusantara, hampir tidak dijumpai adanya perang terbuka antara kerajaan Islam yang muncul dengan kerajaan- kerajaan yang sudah ada. Kalaupun ada , maka yang terjadi adalah semacam perebutan kekuasaan antara penguasa yang baru dengan penguasa yang lama, jadi semacam perebutan kekuasaan di dlam kerajaan itu sendiri.
Islamisasi awal di Nusantara sering kali dihubungkan dengan kedatangan saudagar-saudagar muslim dari Gujarat. Akan tetapi kajian-kajian historis yang berkembang kemudian banyak mempertanyakan ke absahan pendapat tersebut. Sebaliknya juga ada pendapat yang mempertahankannya, sehingga sampai sekarang belum tercapai kata sepakat tentang kebenarannya.
Menurut Surya Negara, terdapat tiga teori kedatangan Islam di Nusantara, yaitu, teori India, yang mengaikan asal-usul kedatangan Islam Nusantara dengan India, terutama pantai Barat India seperti Gujarat dan Malabar atau pantai Timurnya, yaitu pesisir Koromandel, dan Benggala di India Selatan Teori ini berasal dari sarjana Belanda seperti DJ. Pijnappel Snuck Hurgroje, W. F. Stuterheim, Bernard Vleke, Schierieke dan Moquette.
No comments:
Post a Comment